Definisi Transformator
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie yang berarti perubahan. Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui gandeng magnit berdasarkan pada prinsip elektromagnetik. Trafo satu fasa sama seperti trafo pada umumnya hanya penggunaannya untuk kapasitas kecil
Frekuensi pada
kumparan primer dan kumparan sekunder adalah sama,
f1=f2
Tegangan
dan arus pada kumparan primer dan kumparan sekundr dapat diubah ubah sesuai
dengan yang dikehendaki.
Kegunaan Transformator
Untuk keperluan apa tegangan atau
arus suatu trasformator diubah, ada beberapa alasan antara lain:
- Digunakan untuk pengiriman tenaga listrik
- Untuk menyesuaikan tegangan
- Untuk mengadakan pengukuran dari besaran listrik
- Untuk memisahkan rangkaian yang satu dengan yang lain
- Untuk memberikan tenaga pada alat tertentu
Trafo apabila ditinjau dari kegunaannya
dapat dibedakan menjadi bermacam macam antara lain:
1. Trafo tenaga, ada 2 macam yaitu:
a.
Trafo penaik tegangan (step up)
b.
Trafo penurun tegangan (step down)
2.
Trafo distribusi
3. Trafo pengukuran, ada 2 macam yaitu:
a.
Trafo tegangan
b.
Trafo arus
4. Trafo dengan bentuk khusus,misal:
a.
Trafo pemberi daya
b.
Trafo pengatur tegangan
c.
Trafo las
Hukum Hukum Dasar Transformator
- Hukum Maxwell
Persamaan
Maxwell apabila disedehanakan akan menjadi:
Hl=IN
Dimana:
H = kuat medan magnet
l = panjang jalur
I =
arus listrik
N = jumlah lilitan
Hl=IN adalah Gaya Gerak Magnet (GGM)
yang merupakan penghasil flux
- Hukum induksi Faraday
Hukum utama yang digunakan pada prinsip kerja trafo adalah
Hukum Induksi Faraday. Menurut Hukum Induksi Faraday, maka integral garis suatu
gaya listrik melalui garis lengkung yang tertutup adalah berbanding lurus
dengan perubahan tersebut.
Rumus Hukum Faraday adalah sebagai berikut:
Dimana:
E = Gaya listrik yang disebabkan induksi (V/m)
dl = Unsur panjang (m)
B = Induksi magnetik/ kerapatan flux (weber/m2)
dA = Unsur luas(m2)
Sedangkan arus induksi (flux)
adalah integral permukaan dari pada induksi magnit melalui suatu luas yang
dibatasi oleh garis lengkung tersebut diatas. Rumus arus induksi adalah:
Dimana :
Φ = Arus
induksi / flux (weber)
B = Induksi magnet (weber / m2)
dA =Unsur luas (m2)
Apabila rumus
hukum induksi disederhanakan :
Dimana:
e = Gaya Gerak Listrik
N = jumlah lilitan
Φ = arus induksi /flux (weber)
Konstruksi Transformator
Konstruksi trafo secara umum terdiri
dari:
1.
Inti yang terbuat dari
lembaran-lembaran plat besi lunak atau baja silikon yang diklem jadi satu.
2.
Belitan dibuat dari tembaga yang cara
membelitkan pada inti dapat konsentris maupun spiral.
3.
Sistem pendingan
pada trafo-trafo dengan daya yang cukup besar.
Jenis trafo berdasarkan letak kumparan
- Core type (jenis inti) yakni kumparan mengelilingi inti.
- Shell type (jenis cangkang) yakni inti mengelilingi belitan
trafo jenis inti
trafo jenis cangkang
Prinsip Kerja Trafo satu fasa
Apabila kumparan
primer dihubungkan dengan tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak
balik I1 pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan menpunyai inti, arus I1,
menimbulkan fluks magnet yang juga berubah – ubah, pada intinya.Akibat adanya
fluks magnet yang berubah –ubah, pada kumparan primer akan timbul GGL induksi
ep.
Untuk mencari GGL
yang dibangkitkan maka persamaan yang digunakan:
Flux maksimum dalam besaran maxwell dan
flux maksimum dalam weber, hubungannya akan mengikuti persamaan berikut,
Dimana:
Bm = kerapatan flux max
A = Luas penampang dari inti (m2)
Tipe Pendinginan
Macam-macam tipe pendinginan pada transformator antara lain
:
- AN (Air Natural Cooling)
Pendingin alam oleh sirkulasi udara
sekitarnya, tanpa alat khusus.
- AB (Air Blast Colling)
Pendinginan oleh udara langsung yang
dihasilkan oleh fan (kipas).
- ON (Oil Immerset Natural Cooling).
Pendinginan dengan menggunakan minyak
yang disertai dengan pendinginan alam.
- OB (Oil Blast Cooling)
Pendinginan ini sistemnya adalah sama
dengan ON, yang dilengkapi dengan hembusan udar dari kipas yang dipasang pada
dinding trafo.
- OFN( Oil Foreced Circulation of Air Nautal Cooling)
Pendinginan ini sama dengan sitem ON
untuk sirkulasi minyak melalui radiator dengan menggunakan suatu pompa, tetapi
tidak memaki kipas.
- OFB(Oil Forced and Air Blast Cooling)
Sistem pendinginannya sama dengan OFN yang dilengkapi dengan hembusan udara
dari kipas.
- OW (oil and Water Cooling)
Adalah gabungan dari pendinginan air
sirkulasi pada dinding luar radiator tanpa memakai kipas
- OFW (Forced Oil and Water Cooling).
Sistem pendinginannya sama dengan OFB, tetapi tidak memakai kipas.
- Sistem campuran
Adalah gabungan dari beberapa system
pendinginan, misalnya : AN/OFN/ON/OFB/ dan lain-lain
Rugi –Rugi
Transformator
Rugi rugi
transformator terdiri dari:
- Rugi tembaga
- Rugi inti ,terdiri dari 2 macam yaitu:
- Rugi histeris
- Rugi arus pusar (Eddy current)
Efisiensi
Efisiensi
transformator adalah perbandingan antara daya keluar (P out) dengan daya masuk
(P in). Untuk trafo ideal efesiensinya adalah nol.
Contoh soal
1.
Flux max
pada inti dari trafo 60hz sebesar3,76x106 maxwell. Trafo tsb mempunyai lilitan sebesar 1320
dan lilitan sekunder 46. Hitung tegangan pada primer dan sekunder trafo!
Jawab:
Ep= 4,44.
f. Np. Φmm . 10-8
= 4,44.
60. 1320. 3,76.106. 10-8
= 13200
volt
Es= 4,44.
f. Ns. Φmm . 10-8
= 4,44. 60.
46. 3,76 106. 10-8
= 460 volt
- Trafo ideal satu fasa mempunyai 200 lilitan pada belitan primer dan 100 lilitan pada sekunder. Jika belitan primer dihubungkan dengan sumber tegangan 200 volt dan arus beban sekunder 20A. Hitung :
- Arus primer
- Tegangan sekunder
Jawab:
Transformator Daya dan Cara Pengujiannya
Transformator tenaga adalah suatu peralatan
tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga ditanahkan pada titik
netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai
contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150
kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV
nya. Transformator yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian
sesuai standar yang telah ditetapkan.
Klasifikasi
Transformator tenaga dapat di klasifikasikan
menurut:
• Pasangan:
- Pasangan dalam
- Pasanga luar
• Pendinginan
Menurut cara pendinginannya dapat
dibedakan sebagai berikut: (lihat Tabel 1)
• Fungsi/Pemakaian
- Transformator mesin
- Transformator Gardu Induk
- Transformato
r Distribusi •
Kapasitas dan Tegangan
Untuk mempermudah pengawasan
dalam operasi trafo dapat dibagi menjadi: Trafo besar, Trafo sedang, Trafo
kecil.
Cara Kerja dan Fungsi Tiap-tiap Bagian
Suatu transformator terdiri atas beberapa bagian
yang mempunyai fungsi masing-masing:
• Bagian utama
- Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan
oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi
tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
- Kumparan trafo
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan
tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan
tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian
sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada kumparan ini. Jadi
kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
- Kumparan tertier
Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau
untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta. Kumparan tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan
peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor
shunt, namun demikian tidak semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.
- Minyak trafo
Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam
dalam minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena
minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan
bersifat pula sebagai isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi
sebagai media pendingin dan isolasi. Untuk itu minyak trafo harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- kekuatan isolasi tinggi
- penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
- viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik
- titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
- tidak merusak bahan isolasi padat
- sifat kimia y
ang stabil.
- Bushing
Hubungan antara kumparan
trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor yang
diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor tersebut denga tangki trafo.
- Tangki dan Konservator
Pada umumnya bagian-bagian
dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam tangki. Untuk
menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.
• Peralatan Bantu
- Pendingin
Pada inti besi dan
kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi
tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk menyalurkan
panas keluar trafo.
Media yang digunakan pada
sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, minyak dan air. Pengalirannya
(sirkulasi) dapat dengan cara :
- Alamiah (natural)
- Tekanan/paksaan (forced).
Macam-macam dan sistem pendingin trafo berdasarkan
media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 1.
- Tap Changer (perubah tap)
Tap Changer adalah perubah
perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai
yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap changer
dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak
berbeban (off load), tergantung jenisnya.
- Alat pernapasan
Karena pengaruh naik
turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan
berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan
memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk
ke dalam tangki.
Kedua proses di atas
disebut pernapasan trafo. Permukaan minyak trafo akan selalu bersinggungan
dengan udara luar yang menurunkan nilai tegangan tembus minyak trafo, maka
untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi
tabung berisi kristal zat hygroskopis.
- Indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya indicator
pada trafo sebagai berikut:
- indikator suhu minyak
- indikator permukaan minyak
- indikator sistem pendingin
- indikator kedudukan tap
- dan sebagainya.
• Peralatan
Proteksi
- Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah rele
alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo
yang menimbulkan gas.
Gas yang timbul diakibatkan oleh:
a.
Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
b. Hubung singkat antar phasa
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah
d. Busur api listrik antar laminasi
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
b. Hubung singkat antar phasa
c. Hubung singkat antar phasa ke tanah
d. Busur api listrik antar laminasi
e. Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
- Pengaman tekanan lebih
Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup
berpegas, berfungsi sebagai pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas
yang timbul di dalam tangki yang akan pecah pada tekanan tertentu dan
kekuatannya lebih rendah dari kakuatan tangi trafo.
- Rele tekanan lebih
Rele ini berfungsi hampir
sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo.
Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan
langsung mentripkan P.M.T.
- Rele Diferensial
Berfungsi mengamankan
trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan
dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di
dalam kumparan ataupun beda kumparan.
- Rele Arus lebih
Befungsi mengamankan trafo
arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo terseut dan
arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung
singkat.
- Rele Tangki tanah
Berfungsi untuk
mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan
bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
- Rele Hubung tanah
Berfungsi untuk
mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.
- Rele Termis
Berfungsi untuk
mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas
lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini
adalah kenaikan temperatur.
Pengujian Transformator
Pengujian
transformator dilaksanakan menurut SPLN’50-1982 dengan melalui tiga macam
pengujian, sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), yaitu :
- Pengujian Rutin
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan terhadap setiap
transformator, meliputi:
- pengujian tahanan isolasi
- pengujian tahanan kumparan
- pengujian perbandingan belitan Pengujian vector group
- pengujian rugi besi dan arus beban kosong
- pengujian rugi tembaga dan impedansi
- pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
- pengujian tegangan induksi (Induce Test).
- Pengujian
jenis
Pengujian jenis adalah
pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang mewakili trafo lainnya
yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini memenuhi persyaratan
yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis meliputi:
- pengujian kenaikan suhu
- pengujian impedansi
- Pengujian
khusus
Pengujian khusus adalah
pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan atas persetujuan
pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau lebih trafo dari
sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus meliputi :
- pengujian dielektrik
- pengujian impedansi urutan nol pada trafo tiga phasa
- pengujian hubung singkat
- pengujian harmonik pada arus beban kosong
- pengujian tingkat bunyi akuistik
- pengukuran daya yang diambil oleh motor-motor kipas dan pompa minyak.
• Pengujian Rutin
- Pengukuran tahanan isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan
untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan
yang fatal dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:
- sisi HV - LV
- sisi HV - Ground
- sisi LV- Groud
- X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
- X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan megger,
lebih baik yang menggunakan baterai karena dapat membangkitkan tegangan tinggi
yang lebih stabil. Harga tahanan isolasi ini digunakan untuk kriteria kering
tidaknya trafo, juga untuk mengetahui apakah ada bagian-bagian yang terhubung
singkat.
- Pengukuran tahanan kumparan
Pengukuran tahanan
kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik pada kumparan
yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.
Nilai tahanan belitan dipakai untuk perhitungan
rugi-rugi tembaga trafo.
Pada saat melakukan pengukuran yang perlu diperhatikan adalah suhu
belitan pada saat pengukuran yang diusahakan sama dengan suhu udara sekitar,
oleh karenanya diusahakan arus pengukuran kecil.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran tahanan di atas 1 ohm
adalah Wheatstone Bridge, sedangkan untuk tahanan yang lebih kecil dari 1 ohm
digunakan Precition Double Bridge.
Pengukuran dilakukan pada setiap fasa trafo, yaitu antara terminal:
Untuk terminal tegangan tinggi:
a. Trafo 3 fasa
- fasa A - fasa B
- fasa B - fasa C
- fasa C - fasa A
- fasa B - fasa C
- fasa C - fasa A
b. Trafi 1 fasa
- terminal H1-H2
untuk trafo double bushing
- terminal H1-Ground untuk trafo single bushing
- terminal H1-Ground untuk trafo single bushing
Untuk sisi tegangan rendah
a.
Trafo 3 fasa
- fasa a
- fasa b
- fasa b - fasa c
- fasa c - fasa a
- fasa b - fasa c
- fasa c - fasa a
b. Trafo 1 fasa
- terminal X1-X4 dengan X2-X3 dihubung singkat.
Pengukuran dengan Wheatstone bridge digunakan untuk tahanan di atas 1 ohm.
Rangkaian pengukuran dapat dilihat pada Gambar 1. Pada keadaan seimbang berlaku
rumus:
Rx adalah hagra tahanan belitan yang diukur = factor pengali. Pengukuran
dengan Precition double bridge digunakan untuk tahanan yang lebih kecil dar 1
ohm. Rangkaian pengukuran seperti Gambar 2. Tahanan yang diukur Rx dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
- Pengukuran perbandingan belitan
Pengukuran perbandingan belitan adalah untuk mengetahui perbandingan
jumlah kumparan sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah pada setiap
tapping, sehingga tegangan output yang dihasilkan oleh trafo sesuai dengan yang
dikehendaki. toleransi yang diijinkan adalah:
a. 0,5 % dari rasio
tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping nominal.
Pengukuran perbandingan belitan dilakukan pada saat semi assembling
yaitu setelah coil trafo di assembling dengan inti besi dan setelah tap changer
terpasang, pengujian kedua ini bertujuan untuk mengetahui apakah posisi tap
trafo telah terpasang secara benar dan juga untuk pemeriksaan vector group
trafo.
Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan Transformer Turn Ratio
Test (TTR), misalnya merk Jemes G. Biddle Co Cat. No.55005 atau Cat. No.
550100-47.
- Pemeriksaan Vector Group
Pemeriksaan vector group bertujuan untuk mengetahui apakah polaritas
terminal-terminal trafo positif atau negatif. Standar dari notasi yang dipakai
adalah ADDITIVE dan SUBTRACTIVE.
- Pengukuran rugi dan arus beban kosong
Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang
disebabkan oleh rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan
besarnya arus yang ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan
dengan memberikan tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya
dibiarkan terbuka.
- Pengukuran rugi tembaga dan impedansi
Pengukuran ini bertujuan untum mengetahui besarnya daya yang hilang
pada saat trafo beroperasi akibat dari tembaga (Wcu) dan strey loss (Ws) trafo
yang digunakan.
Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi
dan pada sisi yang lain dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga
arus nominal pada sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.
Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada
waktu pengukuran tahanan belitan (R), Wcu dan Iz dilakukan pada saat suhu
rendah (udara sekitar (t)), maka Wcu dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan
75ºC, dimana factor koreksi (a) adalah :
- Pengujian tegangan terapan (Withstand Test)
Pengujian ini dimaksudkan
untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan body tangki.
Pengujian dilakukan dengan
memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan dilakukan pada:
- sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke
tanahkan
- sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan.
- waktu pengujian 60 detik.
- sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke tanahkan.
- waktu pengujian 60 detik.
- Pengujian
tegangan induksi
Pengujian tegangan induksi
bertujuan untuk mengetahui kekuatan isolasi antara layer dari tiap-tiap belitan
dan kekuatan isolasi antara belitan trafo. Pengujian dilakukan dengan memberi
tegangan supply dua kali tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya
dibiarkan terbuka. Untuk mengatasi kejenuhan pada inti besi (core) maka
frekwensi yang digunakan harus dinaikkan sesuai denga kebutuhan. Lama pengujian
tergantung pada besarnya frekwensi pengujian berdasarkan rumus:
waktu pengujian maksimum adalah
60 detik.
- Pengujian kebocoran
tangki
Pengujian kebocoran tangki
dilakukan setelah semua komponen trafo terpasang. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui kekuatan dan kondisi paking dan las trafo. Pengujian dilakukan
dengan memberikan tekanan nitrogen (N2) sebesar kurang lebih 5 psi dan
dilakukan pengamatan pada bagian-bagian las dan paking dengan memberikan cairan
sabun pada bagian tersebut. Pengujian dilakukan sekitar 3 jam apakah terjadi
penurunan tekanan.
• Pengujian Jenis (Type Test)
- Pengujian kenaikan suhu
Pengujian kenaikan suhu
dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli dan kumparan trafo yang
disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani. Pengujian ini juga
bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah cukup effisien atau belum.
Pada trafo dengan tapping
tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan pada tappng tegangan
terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping maksimum 5% pengujian
dilakukan pada tapping nominal.
Pengujian kenaikan suhu
sama dengan pengujian beban penuh, pengujian dilakukan dengan memberikan arus
trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi-rugi trafo, yaitu rugi beban penuh
dan rugi beban kosong.
Suhu kumparan dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
t adalah suhu sekitar pada
saat akhir pengujian.
- Pengujian tegangan impulse
Pengujian impulse ini
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dielektrik dari sistem isolasi trafo
terhadap tegangan surja petir.
Pengujian impuls adalah
pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan bentuk gelombang
tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan tersebut hampir
didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :
- antar lilitan trafo
- antar layer trafo
- antara coil denga ground.
- antar layer trafo
- antara coil denga ground.
- Pengujian tegangan tembus oli
Pengujian tegangan tembus oli dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
dielektrik oli. Hal ini dilakukan karena selain berfungsi sebagai pendingin
dari trafo, oli juga berfungsi sebagai isolasi.
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1
: 1982, IEC 158 dan IEC 296 yaitu:
-
> = 30 KV/2,5 mm sebelum purifying
- > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
- > = 50 KV/2,5 mm setelah purifying
Peralatan yang dapat digunakan misalnya merk Hipotronics type
EP600CD. Cara pengujian:
-
bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai
bersih.
- ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan sample oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sanga sensitive.
- tempatkan sample oli padaalat tetes.
- nyalakan power alat tetes.
- tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula.
- hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali dengan selang waktu 2 menit.
- ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan sample oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli ini sanga sensitive.
- tempatkan sample oli padaalat tetes.
- nyalakan power alat tetes.
- tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula.
- hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelah dilakukan 5 (lima) kali dengan selang waktu 2 menit.
Kesimpulan
- Kelayakan operasi dari suatu transformator daya dapat ditetapkan setelah melalui tahapan-tahapan pengujian berdasarkan standar yang berlaku.
- Ketelitian dari proses pengujian transformator daya sangan dipengaruhi oleh temperatur ruang serta ketepatan waktu pelaksanaannya.
- Keandalan transformator selama masa operasi, sangat ditentukan oleh cara pemeliharaannya, sehingga jadwal waktu pemeliharaan perlu dikaji lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar